Menulis buku pertama adalah tantangan besar bagi banyak orang. Tidak sedikit penulis pemula yang memulai dengan semangat tinggi, namun berhenti di tengah jalan karena kehilangan motivasi, bingung melanjutkan, atau merasa tidak punya waktu. Padahal, keberhasilan dalam menulis buku pertama sering kali bukan ditentukan oleh bakat, melainkan kebiasaan yang dibentuk setiap hari.

Kalau kamu sedang berjuang menyelesaikan naskah pertama, kabar baiknya: ada cara sederhana namun efektif untuk mewujudkannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 kebiasaan yang bisa membantu kamu menulis buku pertama dengan konsisten dan lebih terarah.

1. Menjadwalkan Waktu Menulis Setiap Hari

Salah satu alasan utama seseorang gagal menyelesaikan buku adalah karena tidak menulis secara rutin. Menunggu waktu luang atau inspirasi tidak akan efektif. Sebaliknya, jadikan menulis sebagai aktivitas harian yang terjadwal.

Tips membentuk kebiasaan ini:

  • Pilih waktu menulis yang paling nyaman (pagi, siang, atau malam hari)

  • Tetapkan durasi waktu, misalnya 30 menit hingga 1 jam

  • Gunakan alarm atau reminder untuk mengingatkan waktu menulis

  • Jangan terlalu memikirkan hasil, yang penting menulis dulu!

Dengan menulis setiap hari, kamu melatih otak untuk terbiasa menuangkan ide secara terus-menerus—sebuah kunci utama untuk menyelesaikan naskah.

2. Menetapkan Target Menulis Harian atau Mingguan

Selain waktu, kamu juga perlu menetapkan target tulisan. Misalnya, kamu bisa menetapkan 500 kata per hari atau 3.000 kata per minggu.

Mengapa ini penting?

  • Membuat proses menulis terasa lebih terstruktur

  • Memberikan rasa pencapaian setiap kali target tercapai

  • Membantu kamu menghitung estimasi waktu penyelesaian buku

Gunakan aplikasi menulis seperti Google Docs, Notion, atau aplikasi khusus menulis novel untuk mencatat progresmu. Ingat, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi buku!

3. Menciptakan Lingkungan Menulis yang Kondusif

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kenyamanan menulis. Kamu tidak harus punya ruang kerja mewah, tapi pastikan tempat menulismu mendukung fokus dan kreativitas.

Ciri lingkungan menulis yang baik:

  • Bebas dari gangguan dan kebisingan

  • Pencahayaan yang cukup

  • Akses ke alat tulis atau laptop

  • Suasana yang membuat kamu betah (misalnya, ditemani musik instrumental atau aroma kopi)

Kamu juga bisa mencoba menulis di kafe, taman, atau perpustakaan sebagai selingan agar tidak jenuh.

4. Membaca Buku Setiap Hari

Untuk bisa menulis dengan baik, kamu juga perlu membaca secara rutin. Membaca akan memperkaya kosakata, gaya penulisan, dan wawasanmu terhadap struktur buku.

Buku yang sebaiknya kamu baca:

  • Buku dengan genre yang sama dengan yang sedang kamu tulis

  • Buku tentang teknik menulis atau storytelling

  • Buku inspiratif dari penulis sukses

Selain sebagai sumber referensi, membaca juga bisa menjadi pemantik ide baru saat kamu merasa buntu dalam menulis.

5. Bergabung dalam Komunitas Menulis atau Dapatkan Teman Menulis

Menulis bisa terasa kesepian. Tapi kalau kamu punya teman seperjuangan, prosesnya akan jauh lebih menyenangkan dan memotivasi.

Manfaat bergabung komunitas:

  • Mendapat dukungan dan semangat dari sesama penulis

  • Bisa saling memberi masukan atau review naskah

  • Ada tantangan bersama seperti “30 Hari Menulis” yang bisa memacu produktivitas

Kamu bisa bergabung di komunitas menulis lokal, forum online seperti Facebook Group, atau platform seperti Wattpad, Storial, dan lainnya.

Konsistensi Dimulai dari Kebiasaan Kecil

Buku pertamamu tidak akan selesai dalam semalam, tapi juga tidak akan selesai kalau kamu hanya terus menunda. Rahasianya ada pada kebiasaan harian yang kamu bangun. Dengan menjadwalkan waktu menulis, menetapkan target, menciptakan ruang yang nyaman, membaca buku secara rutin, dan terhubung dengan komunitas, kamu sedang membentuk pondasi kuat untuk menyelesaikan naskahmu.

Ingat, setiap halaman yang kamu tulis hari ini adalah langkah kecil menuju buku yang akan kamu banggakan nanti.