Buku nonfiksi dikenal sebagai sumber informasi, panduan praktis, atau dokumentasi pengalaman nyata. Namun, tantangan besar dalam menulisnya adalah bagaimana membuat isi buku tetap informatif tanpa terasa membosankan. Banyak penulis pemula yang terjebak pada gaya penulisan kaku atau terlalu akademik, sehingga membuat pembaca cepat kehilangan minat.
Lalu bagaimana caranya menulis buku nonfiksi yang informatif dan mengalir, sehingga pembaca tetap mendapatkan nilai tanpa merasa digurui? Artikel ini akan mengulas 7 tips penting yang bisa kamu terapkan dalam proses menulis.
1. Tentukan Tujuan dan Target Pembaca Sejak Awal
Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah menjawab dua pertanyaan penting:
Apa tujuan utama dari buku ini?
Siapa target pembacanya?
Dengan menjawab pertanyaan ini, kamu bisa menentukan gaya bahasa, kedalaman isi, hingga struktur penyampaian yang tepat. Misalnya, buku tentang pengelolaan keuangan untuk remaja tentu berbeda dengan buku strategi investasi untuk profesional.
Semakin spesifik targetmu, semakin mudah menyesuaikan konten agar terasa relevan dan personal.
2. Buat Outline yang Terstruktur dan Jelas
Outline atau kerangka isi buku sangat penting dalam penulisan nonfiksi. Outline akan membantumu menyusun informasi secara runtut, logis, dan mudah dipahami.
Struktur umum buku nonfiksi yang efektif:
Pendahuluan: latar belakang, tujuan, dan manfaat buku
Bab inti: dibagi menjadi beberapa topik/subtopik yang saling terhubung
Penutup: rangkuman, kesimpulan, atau langkah lanjutan
Gunakan poin-poin penting di setiap bab agar kamu tidak keluar jalur dan pembaca tidak kebingungan.
3. Gunakan Bahasa yang Mengalir dan Mudah Dipahami
Menulis buku nonfiksi bukan berarti kamu harus menggunakan istilah akademik yang kaku. Gunakan bahasa yang natural, mengalir, dan komunikatif, seolah-olah kamu sedang ngobrol dengan pembaca.
Tips gaya bahasa:
Gunakan kalimat aktif
Hindari paragraf terlalu panjang
Jelaskan istilah teknis dengan contoh nyata
Sisipkan humor atau analogi jika relevan
Tujuannya adalah membuat pembaca betah membaca, tanpa harus mengernyitkan dahi.
4. Sertakan Cerita, Contoh, dan Ilustrasi Nyata
Buku nonfiksi akan terasa lebih hidup jika disertai dengan cerita nyata, pengalaman pribadi, studi kasus, atau kutipan inspiratif. Ini bukan hanya memperkuat poin yang kamu sampaikan, tapi juga membuat pembaca lebih mudah terhubung dengan isi buku.
Misalnya, saat membahas manajemen waktu, kamu bisa memasukkan contoh sehari-hari: “Ali, seorang mahasiswa, bisa menulis buku pertama dalam 3 bulan hanya dengan menyisihkan 1 jam per hari.”
Cerita seperti ini lebih efektif daripada sekadar teori.
5. Perkuat dengan Riset dan Data
Agar isi buku nonfiksi kamu benar-benar informatif dan kredibel, kamu perlu mendasarkannya pada riset yang valid dan sumber terpercaya. Gunakan data, kutipan ahli, atau referensi ilmiah untuk memperkuat argumen.
Tapi ingat: jangan terlalu banyak menyodorkan angka tanpa konteks. Jelaskan data dengan cara yang mudah dimengerti dan relevan dengan kebutuhan pembaca.
6. Gunakan Judul dan Subjudul yang Menarik
Judul bab dan subjudul yang menarik akan membantu pembaca menavigasi isi buku dengan lebih mudah. Hindari judul yang terlalu umum seperti “Bab 1: Pengantar” – ubah menjadi lebih spesifik dan menggugah rasa penasaran, misalnya “Bab 1: Kenapa Waktu Kamu Selalu Kurang?”
Subjudul yang informatif juga membantu otak pembaca memproses informasi secara bertahap dan tidak merasa “dihujani” oleh konten yang padat.
7. Selesaikan Draf Pertama, Baru Sempurnakan
Kesalahan umum penulis nonfiksi adalah ingin tulisannya langsung sempurna sejak awal. Ini justru bisa menghambat proses menulis.
Fokuslah menyelesaikan draf pertama terlebih dahulu. Jangan terlalu sering mengedit di tengah jalan. Setelah selesai, baru revisi dengan lebih tenang:
Periksa alur logika
Pastikan setiap bab mendukung tujuan utama
Rapikan bahasa dan periksa typo
Menulis nonfiksi adalah proses bertahap—yang penting kamu terus maju, bukan berhenti karena merasa belum sempurna.
Menulis Buku Nonfiksi Itu Bisa Dinikmati
Menulis buku nonfiksi yang informatif dan mengalir bukan sekadar menyampaikan data dan fakta. Ini tentang bagaimana kamu menyampaikan informasi dengan cara yang menyenangkan, terstruktur, dan relevan untuk pembaca. Dengan memahami target audiens, membuat outline yang rapi, menyampaikan informasi secara komunikatif, dan menyelipkan cerita nyata, buku nonfiksi kamu tidak hanya akan bermanfaat, tapi juga meninggalkan kesan mendalam.